Burung kecil yang pernah menari-nari di ranting pohon di halaman rumah
Menari dari dahan ke dahan dan terus menari
Suatu kali aku ingin menangkapnya atau ikut menari bersamanya
Tapi aku tak pernah berani mendekat dan mengganggunya
Sekian waktu burung itu terbang dan aku tak pernah tau kemana..
Yang jelas sang burung mengepakkan sayapnya menjelajah cakrawala
Setelah sekian lama kulihat lagi burung kecil itu…
Datang menari-nari di pohon yang sama
o..dia bukan burung kecil lagi, kini dia telah menjadi burung induk…
namun sayapnya tetap indah mengepak menari –nari..
Kusimak kicaunya
Yang membawa cerita tentang warna-warni yang pernah ia jelajah..
Tentang tebing karang yang pernah ia hinggapi saat debur ombak menghantam..
Tentang sayapnya yang sesekali terluka ditampar badai dan ia tetap tegar..
Tentang indahnya cakrawala biru yang tak semua mampu ia jangkau…
Burung kecil yang telah menjadi induk itu berhenti menari..
Aku terpaku menatapnya dari jendela rumahku
Burung induk itu pun kini mendekap anak-anaknya
Dalam iklhas memberi kehangatan sarang dan anaknya dengan sayapnya yang indah
Dalam iklhas memberi kehangatan sarang dan anaknya dengan sayapnya yang indah
Dengan impian sederhana seekor induk
Melihat anak-anaknyakan terbang tinggi, menari memaknai ridho illahi
Mengepakkan sayap mengarungi dunia beserta segenap isi
menebar kebajikan dan kasih sayang tulus murni
Sang induk ikhlas tak lagi menari
terus lirih berkicau mengejakan doa-doa sepanjang hari
Melihat anak-anaknyakan terbang tinggi, menari memaknai ridho illahi
Mengepakkan sayap mengarungi dunia beserta segenap isi
menebar kebajikan dan kasih sayang tulus murni
Sang induk ikhlas tak lagi menari
terus lirih berkicau mengejakan doa-doa sepanjang hari
Sambil memendam keinginannya untuk sesekali bisa terbang jauh sambil menari….
Dan aku terus memandang dari jendela kamarku…