Rabu, 17 Oktober 2012

Persinggahan 42


Hari ini saat  sinar matahari menyapaku, Aku tak mampu menghitung telah berapa ribu jarak jalan kulalui hingga aku tiba di persinggahan ini. Yang kurasa dan yang ku tahu pasti adalah selaksa  nikmat Sang Pencipta yang tak mampu  kuhitung… yang senantiasa menghampiriku hingga aku tiba di persinggahan ini.  
Bersama sang waktu persinggahan demi persinggahan kulewati hingga tiba di persinggahan ini. 

Di rentang yang  panjang, kadang teramat mudah kulewati padang-padang ilalang dalam senyum dan tawa.  Sepanjang langkah, bunga-bunga pun menegurku penuh kasih. Bersama mereka yang tercinta, begitu mudah kutemukan mata air tanpa harus menitikkan air mata.

Namun  sesekali, di persinggahan lain , angin teramat kencang menanmparku, Tubuhku rapuh di terbangkannya… lalu aku jatuh di relung palung yang terdalam.  Tersandar dalam kesendirianku. Sunyi… Lalu dalam pekat kucari celah agar cahaya menuntunku kembali. Kurindukan matahari memandikanku untuk tegar berdiri menuju persinggahan lain..

Datang dan pergi silih berganti. Beragam warna berubah. Beragam hati menepi. Bidukku pun mengalir mengikuti alun ombak, yang mengajarkan ketegaran dan  ketenangan saat badai. Yang membisikkan kesabaran  atas segala karunia dan rahasianya.

Hari ini dipersinggahan keempat puluh dua kupenuhi bidukku dengan kasing sayang. Kulabuhkan hati pada belahan jiwa terkasih. Meretas hari menemani bintangku..ntuk berlari kayuhkan biduk mengejar matahari…
Terima Kasih Tuhan..

1710012